Perjuangan Saya Mengejar PTN
Awalnya saya tidak me-notice diri saya setelah SMA saya harus apa?
Ketika guru BK (Badan Konseling) memanggil murid kelas 3 secara bergiliran, Saya mulai paham bahwa setelah SMA ini ada jenjang berikutnya, yaitu masuk ke Perguruan Tinggi.
Pasti awalnya kita (termasuk teman-teman kita) memilih Jurusan dan Universitas yang terdengarnya keren tanpa melihat kemampuan asli kita.
"Saya mau Jurusan Hukum di UI"
"Saya mau di UGM, apa aja deh"
Saya termasuk peringkat 5 besar di kelas IPS, dan direkomendasikan oleh guru BK saya untuk memilih Universitas Indonesia jurusan Hukum. Sejujurnya Saya ingin memilih jurusan Sastra Jepang, tetapi guru BK saya mengatakan bahwa sangat disayangkan jika nilai seperti Saya memasuki Sastra Jepang. Baiklah, Saya mengikuti apa saja yang dikatakan oleh guru BK Saya, akhirnya Saya memilih pilihan pertama untuk jalur undangan adalah Jurusan Hukum di Universitas Indonesia.
Setelah pengumuman Jalur Undangan keluar, kenyataan pahit mendatangkan kepada diri saya, bahwa saya "tidak lulus/tidak diterima". Saya frustasi, marah-marah tidak jelas, saya menyesal mengikuti apa yang direkomendasikan oleh guru BK Saya.
Disinilah Perjuangan Saya di mulai...
Kekesalan, kekecewaan, dan kemarahan selalu ada di benak Saya. Melihat soal-soal SBMPTN (tes tulis) saja terlihat sulit, dan berbeda seperti soal UN. Saya mengikuti bimbel yang bisa belajar pada malam hari, karena tipikal belajar Saya adalah belajar pada malam hari sampai dini hari.
Teman Les Saya waktu itu adalah teman-teman sekolah Saya, yaitu : Yasmine, Ibrahim, dan Ridwan. Kita adalah pejuang SBMPTN waktu itu... Kita selalu memesan guru les untuk persiapan Tes Tulis setiap malam dan bermalam/istirahat hanya 1-2 jam saja di tempat les. Pelajaran yang kita kebuti adalah Pelajaran Ekonomi, Matematika, dan rumus cepat pada soal TPA dengan diselingi waktu kosong untuk membaca pelajaran Sosiologi, Geografi, dan Sejarah.
Lelah, iya.
Kurang tidur, iya.
Belajar nomor satu itu pasti, demi mendapatkan Perguruan Tinggi Negeri.
Karena Saya bingung untuk memilih Jurusan apa, Saya mencari referensi dari Drama. Jika terdapat waktu kosong, Saya sempatkan untuk menonton drama demi mendapatkan gambaran untuk kedepan. List Jurusan Saya adalah Sastra Jepang, Hukum, Ilmu Politik, dan Ekonomi. Sangat disayangkan, orang tua Saya kurang setuju apabila saya memilih jurusan Sastra, Baiklah akhirnya Saya menonton drama I can hear your voice (hukum), Choco Bank (Ekonomi), dan K2 (ilmu politik).
Ternyata Saya benar-benar tertarik sekali dengan jurusan Hukum/Ilmu Hukum setelah menonton drama sebagai referensi Saya. Selanjutnya Saya memilih Universitas mana yang sekiranya Passing grade nya sesuai dengan kemampuan Saya. Untuk Try Out Les pertama Saya memilih Hukum UI (1), Hukum Udayana (2), Pendidikan Geografi UNJ (3). Pilihan ke-3 Saya itu karena pelajaran Favorit Saya adalah Geografi, dan bingung pilih Universitas dimana lagi.
Nilai Try Out keluar, Saya memasuki Passing Grade Pendidikan Geografi UNJ, Saya merahasiakan ini dari orang tua Saya, karena Saya kecewa masih tidak diperbolehkan memilih Jurusan Sastra Jepang. Beberapa hari kemudian, teman SMP Saya mengabari bahwa ia masuk jalur undangan jurusan Administrasi Negara di Universitas Jenderal Soedirman.
Wait... di manakah Universitas Jenderal Soedirman?
Saya mencari tahu mengenai Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). "Oh di Purwokerto", pikir Saya Purwokerto berada di dekat Bandung (yang ternyata Purwakarta). Melihat Almet nya kuning, Saya mulai tertarik dengan Universitas ini. Try Out ke-2 untuk SBMPTN pun Saya memilih Hukum UI (1), Ilmu Hukum UNSOED (2), Pendidikan Geografi (3).
Saya dan teman seperjuangan Saya tetap giat belajar diselingi main poker agar tertawa sedikit, dan beristirahat di Coffee bersama untuk melihat suasana malam hari di Jakarta Barat ini. Setelah istirahat, kita mulai belajar kembali.
Pengumuman hasil Try Out keluar, masih tetap saja Nilai Passing Grade saya memenuhi kriteria untuk Jurusan Pendidikan Geografi UNJ. UI dan UNSOED nya Saya tidak termasuk. Saya mulai kecewa lagi dengan diri saya, dengan Rangking 5 besar di kelas ternyata tidak berguna ya apabila mengikuti tes ini saja masih belum bisa baik untuk mendapatkan Passing Grade yang lebih baik.
Orang Tua Saya mengetahui hasil Try Out Saya, dan mempertanyakam mengapa Saya memilih pilihan ke-3 nya adalah Pendidikan Geografi UNJ, apa nanti tidak menyesal nantinya?, itu kata orang tua Saya. Semakin Saya di tekan, semakin Saya tidak menyukai pulang ke rumah, Saya lebih menyukai pergi ke tempat les untuk belajar bersama teman-teman.
Tes SBMPTN pun sudah di depan mata, Saya mendapatkan tes tulis di daerah Depok SMA N 1. Di situ Saya meminta izin kepada orang tua saya untuk merelakan Saya memilih pilihan Jurusan dan Universitas yang Saya inginkan. Akhirnya Saya pun mendaftarkan diri untuk SBMPTN dengan pilihan Hukum UI (1), Ilmu Hukum UNSOED (2), dan Pendidikan Geografi UNJ (3). Jujur, Saya tidak yakin dengan hasil Saya nanti, Saya terlalu memikirkan hasil Try Out di les Saya yang belum seberapa baiknya. Walaulun begitu, Saya tetap mengerjalan soal tes tulis SBMPTN dengan sungguh sungguh atas hasil kerja Saya selama berbulan-bulan di les.
Selama menunggu pengumuman hasil SBMPTN, Saya mengikuti tes mandiri untuk jaga-jaga. Orang tua Saya mendaftarkan Saya untuk mengikuti Jalur Mandiri UNDIP Semarang dengan pilihan Jurusan Sastra Jepang, Ilmu politik, dan Antropologi. Saat itu Orang tua Saya sudah tidak memikirkan jurusan, melainkan biaya UKT yang disanggupi oleh orang tua Saya apabila Saya lulus mandiri di UNDIP.
Pengumuman SBMPTN mulai dibuka. Saya tidak berani membuka website nya. Akhirnya ibu saya yang membuka website nya, karena saya benar-benar trauma melihat tulisan "tidak lulus/tidak diterima".
Alhamdulillah Saya lulus dan masuk di Universitas Negeri Jenderal Soedirman Jurusan Ilmu Hukum. Ibu Saya yang memberitahukan itu, Saya menangis dan mengingat perjuangan Saya untuk mendapatkan PTN ini.
Saya mendaftar ulang di UNSOED ini bersama teman SMP saya yang masuk UNSOED melalui jalur Undangan ini, namanya Shilvia. Lucunya adalah, ternyata Saya salah... bahwa UNSOED ini berada di Purwokerto Jawa Tengah, bukan Purwakarta dekat Bandung. Disinilah Saya mengalami Culture Shock dengan budaya Jawa, karena Saya baru pertama kalinya menginjakan hidup Saya di daerah Jawa, benar-benar kenangan yang mengaggumkan.
Dan teman les seperjuangan Saya pun semuanya diterima di PTN. Memang Usaha tidak menghianati hasil ya.
Untuk penutup, biarpun putus asa itu datang, tetapi tetap saja kita harus bangkit dan berusaha serta mengimbangi potensi kita dalam memilih jurusan, karena Perjuangan mu tidak akan menghianati usaha-mu. Percayalah kawan, ayo bangkit !!!
Komentar
Posting Komentar